Rabu, 27 April 2011

Saya dan Balada Ide: The Power of Galau

Satu hal yang saya temukan sejak saya [ingin] aktif menulis adalah: mendapat ide di saat yang tepat itu tidak mudah. Seringkali saya mendapat ide di saat yang nggak banget. Mencari ide itu tidak semudah memanggil jalangkung yang mantranya sudah tersebar luas dan bisa didapat di toko-toko terdekat. Apalagi, si jalangkung akan dengan baik hati datang tak dijemput asal pulang diongkosin. Ups! Pulang tak diantar. :D

Sumber ide memang bermacam-macam. Ide bisa muncul kapan saja. Di kamar, di kampus, di ruang ujian, di kertas ujian, di lembar jawab ujian –ketahuan yang habis UTS- di pasar, di Indomaret, di kereta, di stasiun, bahkan di kamar mandi. Saat pagi, mau sarapan, saat berjalan ke kampus, nyebrang jalan, hujan sore-sore, atau pas nonton sponge bob dan infotainment. Jika ide muncul di waktu dan tempat yang tepat, misalnya di kampus, mungkin akan mudah segera menulis ide di catatan. Sering ya, saya dapat ide pas di kamar mandi, keluar kamar mandi, ide pun hilang. *histeris

Salah satu keadaan yang sejauh ini menjadi waktu favorit munculnya ide adalah ketika galau. Percaya atau tidak, kondisi tidak menyenangkan dan sangat tidak nyaman saat galau ini sering memunculkan ide menulis lebih banyak daripada biasanya. Terbukti, sebagian tulisan saya lahir saat musim galau. Terutama tulisan saya yang sekarang menumpuk di draft. Benar-benar galau! Saya sampai tertawa sendiri membaca tulisan-tulisan itu. Ckckck, kok bisa saya masih gendut sampai sekarang setelah melewati masa galau luar biasa seperti itu.

Galau pertama yang sering memunculkan ide menulis adalah galau cinta. Yap! Penyebab galau yang sering menjangkiti kawula muda. Terutama untuk yang merindukan ide untuk menulis yang sifatnya menye-menye. Galau cinta ini beberapa kali menginspirasi saya untuk menulis lho... *malu-malu

Tapi, bukan hanya galau cinta yang mengispirasi saya. Galau ujian! Entah kenapa, ide juga sering muncul ketika saya sedang enak-enak belajar. Misalnya pas ujian faal semester lalu, saya malah nulis tentang ATP dan kelabilan. Hasilnya: tulisan selesai tapi ujian saya dapat BC. *nangis

Ide yang muncul di saat ujian memang dilematis. Di satu sisi harus tetap fokus belajar, di sisi lain, ide akan hilang jika tidak segera ditulis. Nah! Galau kan?

Kadang saya meratapi keadaan yang seperti ini, tapi memang saat ujian adalah ketika saya banyak membaca. Dulu saya pernah mengikuti seminar di Universitas Brawijaya. Pembicara saat itu menyampaikan bahwa untuk menulis, penulis harus banyak membaca. Sangat tepat, jika otak kosong, apa yang akan dituangkan untuk menjadi tulisan? Seperti analogi ceret, jika ceret kosong, apa yang akan dituangkan dalam gelas?

Untuk menyiasati balada ide dan galau ini, percaya atau tidak, saya sering menciptakan galau buatan untuk merangsang ide untuk menulis. Menciptakan galau itu tidak sulit:

Playlist galau

Di laptop saya ada satu playlist yang memang sengaja dirancang untuk menggalau. Saya beri judul “brain storming”. Berisi 100% lagu galau. Sejauh ini, lagu yang paling banyak melahirkan ide untuk menulis adalah Maliq & d’essential – Untitled dan Sheila on 7 – Waktu yang Tepat tuk Berpisah. Bagi yang pernah mendengar lagu-lagu itu, pasti bisa membayangkan bagaimana galaunya! xD

Pose galau

Pose tergalau yang pernah saya ciptakan adalah minum susu coklat hangat di dalam mug Zakumi, sambil memandang laptop, dan waktu hujan! Ide pun mengalir.

Internetan galau

Saat ini orang-orang terlalu sibuk membuat konsep tentang internet sehat. Saya sibuk membuat konsep internet galau. Kadang saya [sengaja] menyisir timeline seseorang untuk menciptakan atmosfer galau. Menggalau di status YM. Membaca note di FB. Dan yang pasti: menggalau di twitter. Pernah suatu malam saya menggalau di twitter, sampai teman saya sms, “weh nggalau ae” –wah, menggalau saja-.

Buat saya, menulis dan galau dalam kondisi optimal bisa memunculkan ide yang cemerlang. Jangan takut untuk menggalau, dan postulat energi pun berubah..

-Galau dapat diciptakan, tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah menjadi bentuk yang lain-

Tidak ada komentar: